Selasa, 21 Maret 2017

Voucher Hotel Promo Diskon Agoda Murah

Diskon Voucher Hotel Agoda Lebih Murah Berlaku Seluruh Dunia!

Cara dapat diskon:
1. Masuk melalui website www.agoda.com
2. Pilih menu kurs dalam IDR / Rupiah
3. Pilih cari Negara, kota tujuan, tanggal check in, tgl check out, jumlah kamar
4. Hasil dari pilihan akan muncul nama hotel dan tipe kamar termasuk harga kamar (belum termasuk tax dan service)
5. Lalu pilih menu bayar / book nanti akan muncul tampilan form yang harus diisi, disamping kanan akan muncul jumlah total yang harus dibayarkan / ditransfer termasuk tax & service
6. Kirim screnshoot harga ke kami, lalu kami berikan Diskon hingga 15% dari rate harga Agoda.


Syarat dan Ketentuan :
- Diskon berlaku -30 Hari sebelum tanggal Check-in,
- Selain itu, kami hanya membantu booking dengan rate asli Agoda,
- Minimal total transaksi 800ribu,
- No Cancel / No refund / Tidak dapat ganti nama tamu.


PEMBAYARAN:
- Transfer Mandiri / BCA
- Tokopedia untuk cicilan kartu kredit.

ORDER:
WA 082234325803
LINE @rtx4007j (pakai @)

www•subpacker•com

Rabu, 22 Februari 2017

Keelokan Pura Uluwatu di Ujung Tebing


Pulau Bali merupakan pulau yang mendapat julukan Pulau Seribu Pura. Banyak sekali tempat ibadah untuk orang yang beragama hindu disini. Namun, beberapa diantaranya ternyata juga dapat menarik perhatian para wisatawan. Salah satunya adalah Pura Luhur Uluwatu. Pura tersebut terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Pura ini terletak di ujung Bara Daya Pulau Dewata. Pura ini juga merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan.
Pada mulanya, Pura Uluwatu digunakan sebagai tempat memuja seorang pendeta suci yang berasal dari abad ke -11 yang bernama Empu Kuturan. Beliau menurunkan ajaran Desa Adat beserta segala aturannya. Selain itu, pura ini juga digunakan untuk memuju pendeta suci yang berikutnya, yaitu Dang Hyang Niratha.
Pura Uluwatu berdiri dengan kokohnya di ujung tebing yang sangat curam dengan ketinggian 97 meter. Pura ini terlihat seperti bertengger di atas tebing yang menjorok ke laut. Tentunya ketika berada di pura ini, para wisatawan akan dapat melihat pemandagan laut lepas yang sangat menenangkan dan indah. Di sekitar lokai pura ini juga terdapat hutan kecil yang didiami oleh ratusan monyet. Oleh karena itu, sangat disarankan apabila berkunjung ke pura ini, pengunjung harus benar - benar menjaga barang bawaanya, karena monyet disini suka sekali menjaili.
Sebagai objek wisata, Pura Uluwatu tentunya menawarkan kegiatan ataupun pertunjukan. Biasanya, setiap sore menjelang hingga matahari terbenam terdapat pertunjukan tarian Kecak khas Bali dengan latar belakang matahari terbenam yang sangat indah.
Menurut sejarah dari masyarakat lokal, Pura Uluwatu pertama kali dibangun oleh seorang pendeta hindu yang berasal dari Pulau Jawa. Pendeta tersebut bernama Empu Kuturan. Terdapat perbedaan pendapat yang berbeda mengenai sejarah berdirinya pura ini. Pendapat pertama mengatakan apabila pura ini didirikan oleh Empu Kuturan pada sekitar abad ke-9, yaitu ketika masa pemerintahan Marakata. Pendapat kedua mengatakan apabila terdapat hubungan yang saling terkait antara pembangunan Pura Uluwatu degan Dyang Hyang Nirartha, yaitu seorang pendeta yang berasal dari Kerajaan Daha Kediri yang berada di Jawa Timur.
Dyang Hyang Nirartha datang ke Bali sekitar tahun 1546 masehi, yaitu pada saat masa pemerintahan Dalem Waturenggong. Pendata tersebut kemudia mendirikan Pura Uluwatu di Bukit Pecatu. Setelah itu, pendeta tersebut melakukan perjalanan spiritual dengan berkeliling di Pulau Dewata dan kembali lagi ke Pura Uluwatu. Di pura inilah, sang pendeta meninggalkan dunia dan menuju ke surga atau jika dalam bahasa Bali adalah moksa marcapada swargaloka.

Pada hari Anggara Kasih yaitu wuku Medangsia dalam penanggalan Saka, selalu diadakan upacara atau piodalan sebagai peringatan hari jadi Pura Uluwatu. Biasanya, upacara adat tersebut berlangsung selama 3 hari berturut - turut dan diikuti oleh ribuan umat Hindu.

Selasa, 21 Februari 2017

Keindahan Alam di Goa Gajah Bali


Terdapat banyak sekali tempat wisata di Bali yang terkenal hingga ke dunia internasional, walaupun kebanyakan adalah wisata pantai, akan tetapi terdapat pula wisata goa yang juga sering kali disinggahi oleh wisatawan asing. Tempat wisata tersebut bernama Goa Gajah. Goa ini terletak di Ubud. Hampir setiap hari, tempat wisata ini tidak pernah sepi akan pengunjung atau wisatawan. Lantas apa yang menjadi daya tarik dari salah objek wisata di Bali ini? Simak lebih lanjut artikel ini.
Goa Gajah Ubud terletak di bagian barat Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Apabila dari Kota Denpasar, maka kurang lebih 26 km. Goa ini berada di tepi jurang dan terdapat pertemuan dari sungai kecil di desa tersebut. Nama dari goa ini diduga berasal dari kata ‘Lwa Gajah’ yang memiliki arti wihara tempat pemujaan para Bhiksu. Terdapat nama tersebut pada kitab negarakertagama yang dibuat oleh Mpu Pranpanca pada sekitar tahun 1365 masehi. Lwa yang berarti sungai, maka dapat disimpulkan bahwa ini merupakan tempat pertapaan yang terletak di tepi sungai.
Untuk menuju ke Goa Gajah, wisatawan terlebih dahulu harus menuruni tangga. Memang memerlukan sedikit tenaga, tetapi tidak akan mengecewakan karena tempat ini dikelilingi oleh pepohonan yang tumbuh dengan hijau dan rindangnya, sehingga membuat suasanya menjadi sejuk dan asri.
Menurut penuturan petugas yang menjaga Goa Gajah, pepohonan yang berada di sini telah tumbuh ratusan tahun yang lalu. Seluruh area dari tempat wisata terkenal di Bali ini dapat dilihat dari tangga ketika menuruni goa ini. Sesampainya di lokasi, wisatawan akan disambut dengan suara gemericik air yang mengalir dari pancuran arca. Di sekitar area wisata ini juga dapat ditemukan beberapa bebatuan bekas bangunan yang dulunya hancur akibat gempa. Sedangkan lokasi dari Goa Gajah terletak dekat dengan pancuran air dari arca tersebut.
Pintu masuk dari Goa Gajah Ubud hanya cukup untuk satu orang. Di bagian luar goa terdapat ukiran - ukiran dan dua buat patung penjaga. Bagian dalam goa memiliki bentuk menyerupai huruf T dengan tinggi kurang lebih dua meter dan lebar dua meter. Bagian kiri dan kanan dari lorong gua juga terdapat ceruk yang mungkin dulunya digunakan sebagai tempat bertapa. Akan tetapi, saat ini wisatawan bebas duduk maupun berbaring di tempat tersebut. Bagian ujung Barat lorong goa terdapat Arca Ganesha dan di bagian Timur terdapat tiga lingga.

Di sekitar Goa Gajah Ubud juga terdapat patung petertirtaan (tirta berarti air) dengan tujuh patung widyadara - widyadari yang sedang memegang air suci. Total patung tersebut ada tujuh buah yang menandakan tujuh sungai yang ada di India.

Senin, 20 Februari 2017

Kemegahan Candi Borobudur yang Tak Lekang oleh Waktu


Candi Borobudur merupakan candi yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Tepatnya di Jalan Badrawati, Magelang. Tentunya setiap orang indonesia pasti telah mengetahui kemegahan candi ini. Candi ini disebut juga sebagai kompleks candi Buddha terbesar di Indonesia, bahkan juga menjadi candi terbesar di dunia. Candi ini pernah menjadi salah satu bagian dari 7 keajaiban dunia, namun karena sering dilakukan renovasi sehingga gelar tersebut dicabut. UNESCO menetapkan candi ini sebagai warisan dunia pada tahun 1991. Candi ini menjadi salah satu tempat wisata yang banyak menarik perhatian wisatawan baik lokal maupun asing.
Candi Borobudur ini memiliki ukuran 123 x 123 meter persegi. Candi ini memiliki 10 tingkat. Bahan penyusun dari candi ini terdiri dari balok vulkanik. Di candi ini terdapat 504 arca, 72 stupa dan sebuah stupa induk yang berukuran cukup besar yang berada di puncaknya. Keunikan dari candi terletak pada balok - balok yang tersusun tanpa menggunakan alat perekat. Oleh karena itu, dapat dibiland candi ini bagaikan tumpukan lego raksasa.
Dinding - dinding Candi Borobudur dihiasi kurang lebih 1.460 panel relief dengan panjang masing - masing panel adalah 2 meter. Setiap panel menceritakan mengenai tingkatan kehidupan dari seorang Buddhist. Relief yang berada di bagian bawah candi disebut dengan ‘Kamadathu’. Relief tersebut menceritakan mengenai perilaku buruk manusa yang dikuasai oleh nafsu dunia sehingga membuatnya masuk neraka. Kemudian relief yang berada di bagian tengah disebut dengan ‘Rapadathu’. Reilef tersebut menceritakan mengenai manusia yang telah terbebas dari nafsu dunia dan relief paling atas disebut ‘Arupadathu’ yaitu relief yang menceritakan tingkatan pencapaian paling atas yang dimana tempat para dewa tinggal.
Menurut para arkeolog, ternyata masih terdapat relief lagi yang berada di paling bawah yang saat ini masih terkubur. Nama dari relief tersebut adalah ‘Karmawibhangga’. Relief ini menceritakan mengenai tingkatan terbawah dari manusia. Relief ini menggambarakan mengenai perilaku paling buruk dari manusia yang senantiasa menuruti hawa nafsunya, seperti memperkosa, menggosip, dan membunuh. Bahkan di panel relief paling bawah ini terdapat gambar hubungan suami istri. Oleh karena itu, relief ini dibiarkan terkubur. Selain itu, upaya penguburan bagian bawah Candi Borobudur juga dilakukan agar candi tetap berdiri dengan tagak dan kokoh.
Di Candi Borobudur para wisatawan dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti mempelajari seni sastra dan budaya, mempelajari sejarah, mempelajari jalan cerita pada relief, berfoto, berburu souvenir, menyusuri seluruh bagian candi dan berkeliling di sekitar kompleks candi.
Harga tiket masuk dari Candi Borobudur untuk orang dewasa WNI adalah Rp. 30.000 dan untuk WNA adalah 15 USD atau setara dengan Rp. 195.000. Untuk anak - anak WNI adalah Rp. 12.500 dan untuk WNA adalah 8 USD atau setara dengan Rp. 104.000.

Sabtu, 18 Februari 2017

Lawang Sewu Semarang yang Melegenda


Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan peninggalan Belanda yang didirikan pada tahun 1904. Pada mulanya, bangunan kuno ini digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api yang pada saat ini lebih dikenal dengan trem Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NISN). Gedung ini merupakan karya seorang arsitek Belanda yang terkenal. Nama dari arsitek tersebut adalah Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Queendag.
Lawang Sewu terletak di sebelah Timur Tugu Muda atau di sudut Jalan Pandanaran dan Jalan Pemuda. Bangunan ini disebut Lawang Sewu karena memiliki pintu yang sangat banyak. Nama dari bangunan ini diambil dari bahasa jawa, lawang yang berarti pintu dan sewu yang berarti 1.000. Jadi bangunan ini bisa disebut juga sebagai banguna seribu pintu. Akan tetapi nama dan kenyataanya sangat berbeda, karena bangunan ini tidak memiliki pintu sebanyak namanya. Bangunan kuno ini juga memiliki jendela yang banyak dan juga cukup besar, sehingga masyarakat juga sering menganggap jendela ini sebagai pintu. Mungkin jika pintu dan jendela ini benar - benar dihitung, tetap saja jumlahnya tidak mungkin sampai 1.000.
Bangunan utama dari Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan, memiliki dua sayap yang membentang ke bagian kanan dan kiri. Jika pengunjung memasuki bangunan utama, maka akan menemukan tangga besar untuk menuju ke lantai dua. Di antara tangga itu, terdapat kaca besar yang menampilkan gambar dua wanita mudah Belanda yang terbuat dari gelas. Semua bagian dari bangunan kuno ini mengadapsi gaya arsitekstur khas Belanda. Dengan keeksotisa dan keindahan yang dimiliki oleh bangunan kuno ini membuatnya selalu ramai oleh pengunjung. Selain itu, bangunan ini juga sering digunakan sebagai salah satu tempat untuk foto pre-wedding.
Lawang Sewu ini pernah diperbarui, karena memang sangat lama tidak terurus. Pembaharuan atau pemugaran ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan berakhir pada bulan Juni 2011. Setelah pemugaran selesai, barulah bangunan kuno ini resmbi dibuka kembali pada 5 Juli 2011 oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan dengan acara Pameran Kriya Unggulan Nusantara yang menampilkan beragam produk tradisional yang ada di Nusantara.

Banyak sekali orang yang penasaran mengenai jumlah pintu yang dimiliki oleh Lawang Sewu. Jumlah pintu yang dimiliki oleh bangunan kuno ini hanya mencapai 342 buah saja. Sedangkan menurut sumber yang lebih terpercaya yaitu seorang pemandu wisata, bangunan kuni ini memiliki jumlah pintu sebanyak 429 buah, dengan daun pintu sebanyak 1.200. Pintu - pintu di bangunan ini tidak semuanya memiliki 2 daun pintu, melainkan juga terdapat sebagian pintu yang menggunakan 4 daun pintu, yaitu 2 daun pintu berjenis ayun dan 2 daun pintu berjenis geser.

Jumat, 17 Februari 2017

Melihat Beragam Koleksi Wayang di Museum Wayang Jakarta


Museum bisa saja menjadi tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, apalagi jika berisikan budaya dari negeri tercinta. Mencintai budaya dalam negeri merupakan kewajiban dari setiap warga negara. Di negara manapun, budaya merupakan warisan nenek moyang yang harus tetap dilestarikan. Budaya juga bisa menjadi simbol dari suatu bangsa. Setiap bangsa yang mencintai budayanya maka bangsa tersebut merupakan bangsa yang cinta terhadap negaranya. Salah satunya budaya yang dimiliki Indonesia yang saat ini masih tetap lestari adalah wayang.
Terdapat salah satu museum yang menyajikan semua hal mengenai wayang. Museum Wayang Jakarta adalah namanya. Museum ini berbentuk bangunan tua yang berada di  sekitar Taman Fatahillah, tepat di Jl. Pintu Besar Utara 27, Kota Tua, Jakarta Barat. Museum ini berjarakan hanya beberapa meter dari Museum Sejarah Jakarta atau masyarakat lebih mengenalnya dengan Museum Fatahillah.
Dahulu, gedung yang ditempati Museum Wayang merupakan gedung yang bernama De Oude Hollandsche Kerek atau Dutch Old Church atau Gereja Belanda Kuno yang dibangun pada tahun 1640. Pada tahun 1732, gedung tersebut direnovasi dan namanya pun juga berubah menjadi Di Nieuwe Hollandse Kerk atau Dutch New Church atau Gereja Belanda Baru. Pada tahun 1808 gedung ini mengalami kerusakan akibat gempa. Baru pada tahun 1912, bangunan baru didirikan di atas reruntuhan bangunan lam dan di alih fungsikan menajdi Museum Batavia yang secara resmi dibuka pada tanggal 22 Desember 1939 oleh seorang Gubernur Jenderal Belanda yang terkahir. Nama dari Gubernur Belanda tersebut adalah Jonkheer Meester Aldius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer.
Di Museum Wayang ini terdapat beberapa prasasti antara lain prasasti yang menandai makam sang penakluk Batavia pada tahun 1619 yaitu Jan Pieterszoon Coen yang dapat dijumpai di lantai dasar dan beberapa prasasti lainnya yang menempel di dinding yang terletak berseberangan dengan prasasti makam sang penakluk Batavia.
Di ruangan Museum Wayang juga dapat dijumpai boneka Punch and Jody yang berasal dan dibuat di Inggris pada tahun 1971. Selain itu, terdapat pula Boneka Guignol dan boneka yang dapat digerakkan dengan tali yang berasal dari Perancis, serta boneka dari India.
Museum Wayang ini resmi didirikan pada 13 Agustus 1975 oleh Ali Sadikin yang saat ini tengah menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Museum ini memiliki koleksi wayang sebanyak 4.000 buah dan juga beberapa boneka yang berasal dari luar negeri. Beberapa koleksi wayang atau boneka dari luar negeri diantaranya berasal dari Kolombia, Vietnam, Cina, Suriname, Belanda, Malaysia, Thailand dan Suriname.

Di Museum Wayang Jakarta terdapat koleksi wayang dari berbagai kota di Indonesia antara lain Kedu, Kaper, Banyumas, Gedog, Kijang kenjacana, Wahyu, Ukur, Tejokusuman, Sasak, Suluh, Surakarta, Ngabean, Sadat, dan Madia Krucil. Selain itu, terdapat pula beberapa koleksi alat musik tradisional seperti gamelan. Ada pula topeng, peta, dokumen dan foto - foto tua.

Kamis, 16 Februari 2017

Melihat Hasil Seni yang Mempesona di Museum Neka (Neka Art Museum)


Neka Art Museum atau Museum Neka merupakan sebuah galeri dan museum yang didirikan oleh pencinta seni dari Bali yang bernama Wayan Suteja Neka. Museum ini dibangun pada tahun 1976 dan diresmsikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1982.
Di dalam Musem Neka terdapat beragam koleksi lukisan dan patung yang dipajang di enam bangunan yang berbeda dengan nuansa Bali yang khas. Museum ini terletak di Jalan Raya Campuhan yang berada di Desa Kedewataan yakni di sebelah Barat Laut Ubud.
Enam bangunan yang berada di Museum Neka memiliki beragam koleksi yang cukup banyak seperti lukisan, patung, dan keris Bali. Keris yang ada di sini merupakan barang pribadi Wayan Suteja Neka yang juga menjadi generasi penerus pande besi Bali. Seluruh bangunan di sini dibuat sedikimikan rupa dan diatur tata letaknya sesuai dengan arsitektur khas Bali.
Bangunan utama dari Museum Neka terdiri dari empat bagian ruang pameran. Ruang pameran A berisikan lukisan khas Bali dengan gaya klasik wayang Kamasan yang menceritakan cerita Ramayana dan Mahabarata serta lukisan yang menceritakan mitos dan legenda dari Jawa dan Bali.
Ruang pameran B dan C dari Museum Neka berisikan lukisan dengan gaya yang dipengaruhi oleh aliran Barat yang dikembangan pada tahun 1920 di Ubud, setelah itu gaya lukisan tersebut dikenal menjadi lukisan gaya Ubud.
Pengaruh gaya lukisan Barat tersebut dibawah oleh seorang seniman Jerman yang bernama Walter Spies dan seniman Belanda yang bernama Rudolf Bonnet. Kedua seniman tersebut mengenalkan teknik lukisan mereka di bayangan, pencahayaan, perspektif dan anatomi dari subjek lukisan. Sedangkan di ruang Pameran D berisikan dengan lukisan bergaya Batuan yang berasal dari desa.
Pada bangunan kedua dari Musuem Neka ditujukan untuk paviliun Arie Smit yaitu seorang pria Indonesia yang lahir di Belanda kemudian tinggal di Bali. Nama lengkap pelukis tersebut adalah Adrianus Wilhelmus (Arie) Smit. Paviliun seni itu dibuat berdasarkan kekaguman dari seniman Neka kepada Arie sebagai seseorang yang turut mengembangkan seni di Ubud.
Pada bangunan ketiga merupakan bangunan yang berisikan karya fotografi. Di sini, pengunjung dapat menjumpai berbagai macam foto hitam dan putih terutama yang diambil oleh orang Amerika yang bernama Robert Koke yang datang pada tahun 1930. Dia merupakan sala satu ekpatriat yang paling awal datang di Bali.
Di bangunan keempat merupakan paviliun Lempad yang tujukan untuk menghormati pematung dan artsteik dari Bali yang bernama Gusti Nyoman Lempad. Lempad dikenal sebagai seniman Bali dengan kemampuan gaya melukis yang unik. Tema yang diangkat oleh seniman ini adalah legenda local dan rural kehidupan desa di Bali.
Bangunan kelima merupakan tempat karya sendi kontemporer dan modern dari Indonesia yang terbagi menjadi 5 ruang pameran. Dan bangunan keenam berisikan lukisan dengan gaya Barat dan Timur. Di lantai dua-nya, didedikasikan sebagai tempat untuk mendedikasikan hasil kerja seniman terkenal yang berasal dari Indonesia dan Internasional.